Zona pengembangan komoditas di Technopark Bantaeng
Technopark di Bantaeng sebagai pusat
perbenihan adalah contoh unik untuk sebuah pengembangan kawasan technopark dengan zona terkoneksi dimana kawasan perbenihan berada di beberapa lokasi yang
terpisah namun saling terkoneksi. Adapun lokasi/zona produksi benih tersebut mayoritas dimiliki
dan di usahakan oleh masyarakat
setempat (petani). Disini peran masyarakat sangat berpengaruh terhadap sukses
atau tidaknya usaha untuk mewujudkan Technopark Bantaeng
sebagai pusat perbenihan di kawasan Indonesia bagian Timur. Dalam tataran ini Triple Helix Model (A,B,G) dianggap kurang karena ada satu elemen yang belum terwakili , yakni keterlibatan aktif
masyarakat atau komunitas. Model ini juga memperlihatkan bahwa masyarakat
lebih sebagai objek dari hasil inovasi. Padahal, masyarakat juga dapat memiliki kemampuan sebagai subjek atau penghasil atau pemberi
ide/pengetahuan/teknologi dalam sebuah sistem inovasi sehingga Quadruple Helix Model. A,B,G,C dianggap lebih baik.