Tahun 2014, adalah tahun yang
dimana situs jual/beli online (e-commerce) tersebar dimana-mana. memasarkan
produk mereka ke internet, dengan tujuan agar dagangannya laris manis. e-commerce pada dasarnya memfokuskan
diri pada transaksi bisnis berbasis individu atau kelompok dengan menggunakan
internet sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah
institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer) melewati
kendala ruang dan waktu. Secara konseptual arsitektur teknologi
informasi yang dipergunakan dalam e commerce dapat dibagi menjadi dua sistem
besar, yaitu front office system (FOS) dan back office system (BOS). Pada
dasarnya, situs atau website merupakan user interface dari FOS karena sifatnya
yang menghubungkan konsumen dengan perusahaan. Sehingga seringkali perusahaan
mengalokasikan sebagian besar sumber daya-nya untuk membangun sistem ini agar
tampak bagus dan menarik di mata konsumen, akan tetapi kebanyakan perusahaan lupa untuk membangun
sistem administratifnya atau BOS, yang sebenarnya merupakan aktivitas penting penunjang
transaksi bisnis yang ada. Contoh: bagaimana jika pembeli kecewa karena barang yg dipajang di situs web ternyata habis? atau barang yg diterima tidak sesuai dengan yg di iklankan? dst.
Untuk pembangunan daerah yang lebih progresif, inklusif, dan berkelanjutan.
Rabu, 30 November 2016
Selasa, 22 November 2016
PENDAMPINGAN TEKNIS PRODUKSI BIBIT TALAS DAN KENTANG
Kegiatan
perbanyakan satoimo dilokasi tenant/ PPBT melalui teknik ex vitro masih terus berlanjut hingga saat
ini dan sedang memperbanyak tanaman untuk pemenuhan target bibit dan keperluan
pengujian. Rata-rata produksi bibit ex vitro dapat dilakukan dalam waktu lebih
singkat yaitu 2-3 bulan. Kelebihan produksi tanaman dengan metode ex vitro
adalah dapat dilakukan perbanyakan tanaman dalam jumlah besar dengan bahan
(indukan) yang terbatas.
Begitu pula perlambatan dormasi umbi
bibit satoimo juga dilakukan untuk tujuan menjaga ketersediaan umbi bibit di
tingkat produsen maupun petani dengan cara memperlama masa dormansi umbi dari
yang umumnya hanya 2-3 bulan menjadi 3-4 bulan. Dengan terhambatnya masa
dormansi ini akan menyebabkan umbi dapat ditersedia pada saat dibutuhkan untuk
ditanam. Hal ini diharapkan petani akan selalu bisa mendapatkan umbi tanpa
khawatir akan bertunas terlebih dahulu dalam tempat penyimpanan.
Penguatan SDM melalui konsultasi teknis dan pendampingan bagi petugas laboratorium di dalam memproduksi benih kentang bebas virus dalam kultur
in vitro telah dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan, Dinas Pertanian
dan Peternakan yang berada di Loka, Kec. Uluere, Kab. Bantaeng. Sampai dengan
saat ini telah dilakukan aplikasi metode sterilisasi umbi serta modifikasi
media perbanyakan plantlet kentang
Rabu, 16 November 2016
BPPT TERAPKAN E-BENIH DI TEKNOPARK BANTAENG
Direktur Pusat Teknologi Produksi Pertanian – BPPT Arief Arianto,
menyampaikan bahwa program aplikasi e-Commerce yang dikembangkan BPPT untuk
Teknopark Bantaeng memiliki keunikan. Program aplikasi tersebut khusus
dikembangkan untuk mendukung industri perbenihan, sehingga dinamakan e-Benih.
Program aplikasi e-Benih ini, diharapkan selain membantu meningkatkan
efekktifitas dan efisiensi pemasaran dan penjualan produk-produk yang
dihasilkan tenant-tenant Teknopark Bantaeng, juga berfungsi membantu menginformasikan
ketersediaan benih, meningkatkan jaminan dan keaslian mutu benih serta
memperbaiki tranparansi dalam bertransaksi
Selasa, 15 November 2016
KOORDINASI TROIKA, DIREKTUR PTPP-TAB DENGAN DINAS TERKAIT TENTANG KEGIATAN DI TEKNOPARK BANTAENG
Gambar-1
Pertemuan dengan dinas Koperasi dan UMKM (Ibu Meyriayi) tentang bentuk legal hukum Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang sesuai dengan kondisi masyarakat di Kabupaten Bantaeng. Dengan memperhatikan SDM Masyarakat di Kab.Bantaeng yang sebagian besar masih memiliki pola pikir sebagai petani, sehingga untuk mengubah menjadi pola pikir pengusaha diperlukan waktu untuk membentuknya, Adapun bentuk usaha yang di harapkan cocok dengan kondisi ini adalah : Koperasi, UD (Usaha Dagang) atau CV (Commanditaire Vennootschaap), kedepan bila pola pikir pengusaha/ wirausaha dan pengetahuan tentang tata kelola perusahaan yang baik sudah menjadi budaya maka bentuk PT (Perseroan Terbatas) dapat diwujudkan juga.
Gambar-2
Pertemuan dengan Ibu Qolbi dan Bp.Budi Taufiq membicarakan tentang sharing dana dari pihak Pemerintah Daerah Kab.Bantaeng pada kegiatan Teknopark Bantaeng yang di motori oleh PTPP-TAB Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi agar lebih terarah dan tepat sasaran sesuai dengan misi dan visi Teknopark Bantaeng
Gambar-3
Pertemuan dengan Dinas Perindustrian,Pertambangan dan Energi membicarakan tentang kelanjutan kegiatan kebutuhan dasar (PLTMH), Rencana Bisnis pupuk SRF dan instalasi peralatan produksi pupuk hayati organik
PELATIHAN TEKNOLOGI PERBANYAKAN Trichoderma spp UNTUK PRODUKSI BENIH DI TEKNOPARK BANTAENG
Pelatihan teknologi perbanyakan Trichoderma spp. dilaksanakan pada tanggal 15 November 2016 di UPTD
Balai Benih Daerah Tanaman Pangan (PUTD BBDTP), Kabupaten Bantaeng. Tujuan dari
pelatihan ini adalah memperkenalkan teknologi yang mudah dan murah untuk
perbanyakan cendawan Trichoderma spp.
Trichoderma spp. merupakan cendawan yang hidup di dalam tanah dan berpotensi
dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit tanaman. Potensi lain Trichoderma spp. adalah menstimulasi
pertumbuhan tanaman. Keuntungan penggunaan Trichoderma
spp adalah mudah diperbanyak dengan bahan pembawa yang di sekitar petani.
Pelatihan ini dibuka oleh Kepala UPTD BBDTP, Muhammad Herman
Nur, yang berharap agar pelatihan ini bisa menambah pengetahuan calon PPBT di
Teknopark Bantaeng untuk menjadi produsen benih berbasis teknologi. Dwi
Pangensti H, SP, MSi dalam sambutannya sebagai koordinator kegiatan produksi
benih unggul program Pengembangan Kawasan Teknopark Bantaeng BPPT mengatakan
bahwa pelatihan ini diadakan untuk mendukung calon PPBT produsen benih dalam
rangka menghasilkan benih yang bermutu dan berkualitas. Pelatihan ini dihadiri
oleh 30 peserta yang terdiri dari penyuluh lapangan, petani calon PPBT dan
teknisi UPTD BBDTP.
Pelatihan ini diawali presentasi mengenai teknologi
perbanyakan Trichoderma spp. oleh Winda
Nawfetrias, SP, MSi dari PTPP-BBPT yang menjelaskan pengetahuan umum mengenai Trichoderma spp., teknologi perbanyakan Trichoderma spp. menggunakan bahan
pembawa beras dan menayangkan video perbanyakanTrichoderma spp. dengan teknik yang mudah. Peserta dibagi menjadi
dua kelompok untuk praktek perbanyakan Trichoderma
spp. yang dipandu oleh Eka Nurhangga, SSi. Pelatihan ini ditutup oleh Direktur
PTPP-BPPT, Ir. Arief Arianto, MSc, yang berharap pelatihan ini dapat menjadi
teknologi tepat guna yang dapat diaplikasikan oleh calon PPBT produsen
benih.
Jumat, 11 November 2016
DISKUSI DENGAN PAK ANDI KRISTIANTO MENGENAI PEMBIBITAN SATOIMO
Dari kiri kekanan: Ibu Dwi,Ibu Winda dan Bapak Andi
Serpong 8/11/2016
Dibawah ini adalah diskusi/percakapan antara perekayasa PTPP-BPPT (Ibu Winda) dengan pelaku bisnis satoimo PT.AGROLAWU (Bp.Andi Kristianto). Tujuannya adalah diskusi untuk menjembatani apa yang diperlukan pasar (pelaku bisnis) dan apa yang akan/sedang dilakukan oleh perekayasa/peneliti, agar arah pendampingan teknologi yang diberikan kepada calon technopreneur tepat guna/sasaran dalam memenuhi kebutuhan pasar bibit satoimo.
Tanya (Ibu Winda) :
Jenis umbi seperti apa yang dapat digunakan sebagai bibit satoimo yang
baik ?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Jenis umbi satoimo yang baik untuk digunakan
sebagai bibit sebaik nya :
Umbi dipanen saat sudah masak fisiologis sempurna
yang ditandai dengan keringnya/matinya tanaman utama, kemudian muncul
tunas-tunas baru di umbi
Umbi yang paling baik digunakan sebagai bibit
adalah umbi anak
Ukuran umbi tidak mempengaruhi produksi umbi
artinya tidak diperlukan grading umbi untuk umbi bibit
Tanya (Ibu Dwi) : Teknik perbanyakan umbi bibit seperti apa yang
baik dan menguntungkan?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Beberapa macam perbanyakan umbi bibit satoimo
sebagai berikut :
Perbanyakan
melalui kultur jaringan
Perbanyakan melalui kultur jaringan telah dilakukan
oleh Pak Andi dan BIOTROP dengan teknik somatic embryogenesis dan teknik
perbanyakan mata tunas, namun tidak menguntungkan secara bisnis karena
membutuhkan waktu lama sekitar 18 – 20 bulan (umbi yang berasal dari planlet
kecil-kecil jadi dibutuhkan tahap aklimatisasi untuk memperbesar umbi seperti
pada perbanyakan kentang), keragaman produksi umbi tinggi, banyak kegagalan dan
harga planlet mahal. Perbanyakan melalui kultur jaringan sesuai diterapkan
khusus untuk petani yang berminat menjadi petani penghasil umbi bibit dan bukan
petani umbi konsumsi.
Perbanyakan
melalui pembelahan umbi
Perbanyakan melalui pembelahan umbi
telah dilakukan pula oleh Pak Andi, namun kurang menguntungkan secara bisnis
karena membutuhkan biaya lebih. Pembelahan umbi dapat dilakukan bila umbi sudah
tua.
Perbanyakan
melalui umbi
Perbanyakan menggunakan umbi merupakan perbanyakan
yang paling efektif dan menguntungkan secara bisnis.
Tanya (Ibu Winda ) : Teknik pembibitan seperti apa yang terbaik untuk
satoimo?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Pembibitan satoimo harus dilaksanakan oleh divisi
khusus pembibitan dan tidak tercampur dengan bagian yang menangani umbi
konsumsi. Apabila kebun bibit berada di dataran rendah maka umbi dipanen pada
saat tanaman berumur 6 – 6.5 bulan, sedangkan kebun bibit berada di dataran
tinggi maka dipanen pada saat tanaman berumur 7 bulan. Teknik budidaya umbi
untuk bibit dan umbi untuk konsumsi tidak berbeda, yang membedakan adalah umur
panen, perlakuan panen dan pasca panen.
Tanya (Ibu Winda ) : Bibit yang seperti apa yang diinginkan pasar?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Pengusaha umbi konsumsi satoimo biasanya akan
menanyakan asal bibit satoimo, sehingga perlu dijaga kemurnian dan kualitas
umbi bibit satoimo. Ketidakmurnian umbi mungkin terjadi karena adanya mutasi
gen atau karena pengaruh lokasi penanaman, sebab yang pasti belum diketahui
oleh Pak Andi. Ukuran umbi bibit tidak mempengaruhi jumlah umbi yang diproduksi
sehingga grading berdasarkan ukuran tidak diperlukan.
Tanya (Ibu Dwi ) : Saran Pak Andi untuk pembibitan satoimo di
Bantaeng?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Pengaturan pola tanam diperlukan untuk produksi
bibit satoimo di Bantaeng, mengingat penanaman satoimo di Bantaeng biasanya
hanya satu kali? Perlambatan dormansi diperlukan jika produksi bibit sudah
berlebih namun saat ini permintaan umbi konsumsi satoimo yang tinggi dari
Jepang menyebabkan permintaan bibit satoimo juga tinggi sehingga Pak Andi tidak
tidak pernah menyimpan umbi bibit terlalu lama. Pelapisan umbi perlu
dipertimbangkan perhitungan ekonominya mengingat permukaan satoimo cukup luas
dibandingkan benih yang lain. Yang perlu dipertimbangkan saat melaksanakan
penelitian adalah tujuan penelitian apa? Bagaimana pasar bibit satoimo untuk
petani di Bantaeng? Bagaimana perilaku pasar? seberapa luas kebun yang akan
digunakan sebagai kebun produksi bibit? Bagaimana permintaan pasar terhadap
bibit satoimo?
BANGUN PERBENIHAN DI BANTAENG, TECHNOPARK BPPT TEMPA 60 PRODUSEN BENIH PADI DAN JAGUNG HIBRIDA
Bantaeng, 27/10/2016 - Dalam rangka
melaksanakan program Technopark Bantaeng tahun 2016, Pusat Teknologi Produksi
Pertanian (PTPP) BPPT bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.
Bantaeng menyelenggarakan pelatihan bagi 30 orang produsen benih padi dan 30
orang produsen benih jagung hibrida di Gedung PGRI, Kab. Bantaeng.
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 25-26
Oktober 2016 ini dibuka oleh Wakil Bupati Kab. Bantaeng Drs. HM. Yasin, MT,
didampingi oleh Kelapa Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Bantaeng Ir. M.
Zainuddin, MSi. Hadir pula Kepala Technopark BPPT untuk Bantaeng Ir. Sutardjo,
MSi dan insinyur kepala (Chief Engineer) Ir. Ahmad Suhendra.
Dalam sambutannya Wakil Bupati Bantaeng
menekankan perlunya petani mengadopsi teknologi yang terus berkembang. "Teknologi
terus berkembang tanpa dapat dihentikan, sehingga menjadi mutlak untuk dapat
mengikuti perkembangan tersebut, demikian pula pada teknologi pertanian.
Penguatan SDM dalam aplikasi teknologi perbenihan padi dan jagung hibrida
diperlukan untuk mendukung berjalannya Technopark Bantaeng yang sedang kita
bangun bersama" ujarnya dalam sambutan. Pelatihan ini dibuka dengan
penyerahan baju dan topi pelatihan kepada peserta secara simbolis oleh Wakil
Bupati Bantaeng.
Sementara itu Kepala Program Technopark BPPT
untuk Bantaeng, Ir. Sutardjo, MSi menyatakan bahwa BPPT memiliki target
terwujudnya pengusaha pemula berbasis teknologi (PPBT) dalam program Technopark
Bantaeng. Pelatihan ini merupakan salah satu tahapan yang harus ditempuh untuk
dapat membekali produsen benih manjadi calon-calon PPBT yang akan terlibat
dalam Technopark Bantaeng nantinya.
"Sekarang janganlah bermental petani, marilah
memiliki mental petani yang juga pengusaha. Karena kesejahteraan dapat
meningkat jika kita menjadi pengusaha sehingga pembekalan SDM produsen benih
ini perlu untuk kita semua. Bahkan untuk mendukung penguatan SDM Dinas
Pertanian dan Peternakan Kab. Bantaeng bekerjasama dengan BPPT dan IPB
membentuk program studi D1 Teknologi Benih di Bantaeng, yang rencananya
perkuliahan perdana akan dilaksanakan pada pertengahan November 2016"
ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan -Ir. M. zainuddin, MP- dengan
penuh semangat di hadapan semua peserta.
Dalam kesempatan pelatihan ini juga disampaikan
peran Technopark Bantaeng oleh Ir. Ahmad Suhendra selaku Chief Engineer.
"Technopark Bantaeng berperan untuk menjembatani antara
pemerintah/masyarakat, perguruan tinggi/peneliti serta swasta. Pada proses
pemasaran benih akan digunakan teknologi e-commerce untuk memudahkan
transaksi" imbuhnya
Pelatihan yang digelar selama 2 hari penuh ini
menghadirkan 10 pemateri yang berasal dari BPSB, Balitsereal, BPTP, Universitas
Hasanuddin serta UPTD BBD Kab. Bantaeng. Kegiatan pelatihan dilakukan secara
indoor untuk penyampaian materi serta outdoor untuk praktek lapang meliputi
produksi, prosesing, pengelolaan, pengemasan, penyimpanan dan pemasaran benih
padi dan jagung hibrida.
Selaku ketua pelaksana, Dwi Pangesti Handayani
SP, MSi menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan produsen benih padi dan jagung
hibrida merupakan bagian dari program pengembangan Kawasan Technopark Bantaeng
bidang perbenihan. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi langkah awal yang
tepat untuk memberikan bekal ilmu dan motivasi bagi produsen benih di Bantaeng.
Salah satu pembicara dalam materi pengelolaan
benih padi, Ir. Arafah, MS menyatakan "Sulawesi Selatan merupakan lumbung
padi terbesar setelah pulau Jawa. Dengan luas lahan sawah sebanyak 587.328 ha, setidaknya
dibutuhkan benih padi sebanyak 12 ribu ton untuk Sulawesi Selatan saja.
Sehingga menjadi peluang yang sangat baik untuk bagi produsen benih padi di
Bantaeng serius mengelola permintaan benih tersebut."
Bergabung pula pada sesi akhir kegiatan ini
lima orang penyuluh Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kab. Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara
Timur. "Saya sangat puas dengan pelatihan ini meskipun hanya dapat
mengikuti praktek prosesing dan materi penyimpanan benih. Dapat mengisi kembali
ilmu kami. Motivasi dari para pembicara membangkitkan semangat kami untuk
memberikan hal yang serupa bagi daerah kami" ungkap Fransiskus Basim Buhari
sebagai ketua rombongan.
Dalam kesempatan ini juga disampaikan inovasi
teknologi dari BPPT untuk Technopark Bantaeng oleh Dwi Pangesti Handayani, SP,
MSi dan Winda Nawfetrias SP, MSi yaitu jagung hibrida BR-2 dan BR-4, biopestisida
Tricho-Best dan BB-Best serta metode penghitungan kebutuhan pupuk Fertilizer
Rate Calculator.
Salah satu peserta pelatihan produksi benih
jagung hibrida Kadir dari desa Biangloe, menyampaikan ucapan terima kasih pada
pihak penyelenggara acara yang sangat baik ini bagi petani. "Sekiranya
bisa dilaksanakan selama 5 hari penuh akan lebih baik lagi sehingga bisa lebih
mendalam pada setiap materi yang diberikan" pintanya.
Ketua UPTD BBD Kab. Bantaeng -Muhammah Herman
Nur- dalam pidato penutupannya menekankan "Kegiatan ini merupakan
kerjasama yang baik antara BPPT dengan Pemda Kab. Bantaeng khususnya Dinas
Pertanian dan Peternakan Kab. Bantaeng. Para produsen benih diharapkan dapat
memanfaatkan ilmu yang telah diberikan dan nantinya dapat bersinergi dengan
pihak terkait di Bantaeng untuk mencapai target capaian produksi benih dan
berjalan seiring dengan Technopark Bantaeng" pungkasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)