Rabu, 30 November 2016

MENGAPA E COMMERCE ANDA TIDAK SUKSES



Tahun 2014, adalah tahun yang dimana situs jual/beli online (e-commerce) tersebar dimana-mana. memasarkan produk mereka ke internet, dengan tujuan agar dagangannya laris manis. e-commerce pada dasarnya memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu atau kelompok dengan menggunakan internet sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer) melewati kendala ruang dan waktu. Secara konseptual arsitektur teknologi informasi yang dipergunakan dalam e commerce dapat dibagi menjadi dua sistem besar, yaitu front office system (FOS) dan back office system (BOS). Pada dasarnya, situs atau website merupakan user interface dari FOS karena sifatnya yang menghubungkan konsumen dengan perusahaan. Sehingga seringkali perusahaan mengalokasikan sebagian besar sumber daya-nya untuk membangun sistem ini agar tampak bagus dan menarik di mata konsumen, akan tetapi  kebanyakan perusahaan lupa untuk membangun sistem administratifnya atau BOS, yang sebenarnya merupakan aktivitas penting penunjang transaksi bisnis yang ada. Contoh: bagaimana jika pembeli kecewa karena barang yg dipajang di situs web ternyata habis? atau barang yg diterima tidak sesuai dengan yg di iklankan? dst.

Selasa, 22 November 2016

PENDAMPINGAN TEKNIS PRODUKSI BIBIT TALAS DAN KENTANG


Kegiatan perbanyakan satoimo dilokasi tenant/ PPBT melalui teknik ex vitro masih terus berlanjut hingga saat ini dan sedang memperbanyak tanaman untuk pemenuhan target bibit dan keperluan pengujian. Rata-rata produksi bibit ex vitro dapat dilakukan dalam waktu lebih singkat yaitu 2-3 bulan. Kelebihan produksi tanaman dengan metode ex vitro adalah dapat dilakukan perbanyakan tanaman dalam jumlah besar dengan bahan (indukan) yang terbatas.

Begitu pula perlambatan dormasi umbi bibit satoimo juga dilakukan untuk tujuan menjaga ketersediaan umbi bibit di tingkat produsen maupun petani dengan cara memperlama masa dormansi umbi dari yang umumnya hanya 2-3 bulan menjadi 3-4 bulan. Dengan terhambatnya masa dormansi ini akan menyebabkan umbi dapat ditersedia pada saat dibutuhkan untuk ditanam. Hal ini diharapkan petani akan selalu bisa mendapatkan umbi tanpa khawatir akan bertunas terlebih dahulu dalam tempat penyimpanan.

Penguatan SDM melalui konsultasi teknis  dan pendampingan bagi petugas laboratorium  di dalam memproduksi benih kentang bebas virus dalam kultur in vitro telah dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan, Dinas Pertanian dan Peternakan yang berada di Loka, Kec. Uluere, Kab. Bantaeng. Sampai dengan saat ini telah dilakukan aplikasi metode sterilisasi umbi serta modifikasi media perbanyakan plantlet kentang

Rabu, 16 November 2016

BPPT TERAPKAN E-BENIH DI TEKNOPARK BANTAENG


Direktur Pusat Teknologi Produksi Pertanian – BPPT Arief Arianto, menyampaikan bahwa program aplikasi e-Commerce yang dikembangkan BPPT untuk Teknopark Bantaeng memiliki keunikan. Program aplikasi tersebut khusus dikembangkan untuk mendukung industri perbenihan, sehingga dinamakan e-Benih. Program aplikasi e-Benih ini, diharapkan selain membantu meningkatkan efekktifitas dan efisiensi pemasaran dan penjualan produk-produk yang dihasilkan tenant-tenant Teknopark Bantaeng, juga berfungsi membantu menginformasikan ketersediaan benih, meningkatkan jaminan dan keaslian mutu benih serta memperbaiki tranparansi dalam bertransaksi

Selasa, 15 November 2016

KOORDINASI TROIKA, DIREKTUR PTPP-TAB DENGAN DINAS TERKAIT TENTANG KEGIATAN DI TEKNOPARK BANTAENG


Gambar-1
Pertemuan dengan dinas Koperasi dan UMKM (Ibu Meyriayi) tentang bentuk  legal hukum Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PPBT)  yang sesuai dengan kondisi masyarakat di Kabupaten Bantaeng. Dengan memperhatikan SDM Masyarakat di Kab.Bantaeng yang sebagian besar masih memiliki pola pikir sebagai petani, sehingga untuk mengubah menjadi pola pikir pengusaha diperlukan waktu untuk membentuknya, Adapun bentuk usaha yang di harapkan cocok dengan kondisi ini adalah : Koperasi, UD (Usaha Dagang) atau CV (Commanditaire Vennootschaap), kedepan  bila pola pikir pengusaha/ wirausaha dan pengetahuan tentang tata kelola perusahaan yang baik sudah menjadi budaya  maka bentuk  PT (Perseroan Terbatas) dapat diwujudkan juga.

Gambar-2
Pertemuan dengan Ibu Qolbi dan Bp.Budi Taufiq membicarakan tentang sharing dana dari pihak Pemerintah Daerah Kab.Bantaeng pada kegiatan Teknopark Bantaeng yang di motori oleh PTPP-TAB Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi agar lebih terarah dan tepat sasaran sesuai dengan misi dan visi Teknopark Bantaeng

Gambar-3
Pertemuan dengan Dinas Perindustrian,Pertambangan dan Energi membicarakan tentang kelanjutan kegiatan kebutuhan dasar (PLTMH), Rencana Bisnis pupuk SRF dan instalasi peralatan produksi pupuk hayati organik

PELATIHAN TEKNOLOGI PERBANYAKAN Trichoderma spp UNTUK PRODUKSI BENIH DI TEKNOPARK BANTAENG


Pelatihan teknologi perbanyakan Trichoderma spp. dilaksanakan pada tanggal 15 November 2016 di UPTD Balai Benih Daerah Tanaman Pangan (PUTD BBDTP), Kabupaten Bantaeng. Tujuan dari pelatihan ini adalah memperkenalkan teknologi yang mudah dan murah untuk perbanyakan cendawan Trichoderma spp. Trichoderma spp. merupakan cendawan yang hidup di dalam tanah dan berpotensi dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit tanaman. Potensi lain Trichoderma spp. adalah menstimulasi pertumbuhan tanaman. Keuntungan penggunaan Trichoderma spp adalah mudah diperbanyak dengan bahan pembawa yang di sekitar petani. 

Pelatihan ini dibuka oleh Kepala UPTD BBDTP, Muhammad Herman Nur, yang berharap agar pelatihan ini bisa menambah pengetahuan calon PPBT di Teknopark Bantaeng untuk menjadi produsen benih berbasis teknologi. Dwi Pangensti H, SP, MSi dalam sambutannya sebagai koordinator kegiatan produksi benih unggul program Pengembangan Kawasan Teknopark Bantaeng BPPT mengatakan bahwa pelatihan ini diadakan untuk mendukung calon PPBT produsen benih dalam rangka menghasilkan benih yang bermutu dan berkualitas. Pelatihan ini dihadiri oleh 30 peserta yang terdiri dari penyuluh lapangan, petani calon PPBT dan teknisi UPTD BBDTP.


Pelatihan ini diawali presentasi mengenai teknologi perbanyakan Trichoderma spp. oleh Winda Nawfetrias, SP, MSi dari PTPP-BBPT yang menjelaskan pengetahuan umum mengenai Trichoderma spp., teknologi perbanyakan Trichoderma spp. menggunakan bahan pembawa beras dan menayangkan video perbanyakanTrichoderma spp. dengan teknik yang mudah. Peserta dibagi menjadi dua kelompok untuk praktek perbanyakan Trichoderma spp. yang dipandu oleh Eka Nurhangga, SSi. Pelatihan ini ditutup oleh Direktur PTPP-BPPT, Ir. Arief Arianto, MSc, yang berharap pelatihan ini dapat menjadi teknologi tepat guna yang dapat diaplikasikan oleh calon PPBT produsen benih.         

Jumat, 11 November 2016

DISKUSI DENGAN PAK ANDI KRISTIANTO MENGENAI PEMBIBITAN SATOIMO

Dari kiri kekanan:  Ibu Dwi,Ibu Winda dan Bapak Andi

Serpong 8/11/2016
Dibawah ini adalah diskusi/percakapan antara perekayasa PTPP-BPPT (Ibu Winda) dengan pelaku bisnis satoimo PT.AGROLAWU (Bp.Andi Kristianto). Tujuannya adalah diskusi untuk menjembatani apa yang diperlukan pasar (pelaku bisnis) dan apa yang akan/sedang dilakukan oleh perekayasa/peneliti, agar arah pendampingan teknologi yang diberikan kepada calon technopreneur tepat guna/sasaran dalam memenuhi kebutuhan pasar bibit satoimo.

Tanya (Ibu Winda) : Jenis umbi seperti apa yang dapat digunakan sebagai bibit satoimo yang baik ?

Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Jenis umbi satoimo yang baik untuk digunakan sebagai bibit sebaik nya :
Umbi dipanen saat sudah masak fisiologis sempurna yang ditandai dengan keringnya/matinya tanaman utama, kemudian muncul tunas-tunas baru di umbi
Umbi yang paling baik digunakan sebagai bibit adalah umbi anak
Ukuran umbi tidak mempengaruhi produksi umbi artinya tidak diperlukan grading umbi untuk umbi bibit

Tanya (Ibu Dwi) : Teknik perbanyakan umbi bibit seperti apa yang baik dan menguntungkan?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Beberapa macam perbanyakan umbi bibit satoimo sebagai berikut :
Perbanyakan melalui kultur jaringan
Perbanyakan melalui kultur jaringan telah dilakukan oleh Pak Andi dan BIOTROP dengan teknik somatic embryogenesis dan teknik perbanyakan mata tunas, namun tidak menguntungkan secara bisnis karena membutuhkan waktu lama sekitar 18 – 20 bulan (umbi yang berasal dari planlet kecil-kecil jadi dibutuhkan tahap aklimatisasi untuk memperbesar umbi seperti pada perbanyakan kentang), keragaman produksi umbi tinggi, banyak kegagalan dan harga planlet mahal. Perbanyakan melalui kultur jaringan sesuai diterapkan khusus untuk petani yang berminat menjadi petani penghasil umbi bibit dan bukan petani umbi konsumsi.  
Perbanyakan melalui pembelahan umbi
Perbanyakan melalui pembelahan umbi telah dilakukan pula oleh Pak Andi, namun kurang menguntungkan secara bisnis karena membutuhkan biaya lebih. Pembelahan umbi dapat dilakukan bila umbi sudah tua.
Perbanyakan melalui umbi
Perbanyakan menggunakan umbi merupakan perbanyakan yang paling efektif dan menguntungkan secara bisnis.

Tanya (Ibu Winda ) : Teknik  pembibitan seperti apa yang terbaik untuk satoimo?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Pembibitan satoimo harus dilaksanakan oleh divisi khusus pembibitan dan tidak tercampur dengan bagian yang menangani umbi konsumsi. Apabila kebun bibit berada di dataran rendah maka umbi dipanen pada saat tanaman berumur 6 – 6.5 bulan, sedangkan kebun bibit berada di dataran tinggi maka dipanen pada saat tanaman berumur 7 bulan. Teknik budidaya umbi untuk bibit dan umbi untuk konsumsi tidak berbeda, yang membedakan adalah umur panen, perlakuan panen dan pasca panen.

Tanya (Ibu Winda ) : Bibit yang seperti apa yang diinginkan pasar?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Pengusaha umbi konsumsi satoimo biasanya akan menanyakan asal bibit satoimo, sehingga perlu dijaga kemurnian dan kualitas umbi bibit satoimo. Ketidakmurnian umbi mungkin terjadi karena adanya mutasi gen atau karena pengaruh lokasi penanaman, sebab yang pasti belum diketahui oleh Pak Andi. Ukuran umbi bibit tidak mempengaruhi jumlah umbi yang diproduksi sehingga grading berdasarkan ukuran tidak diperlukan.      

Tanya (Ibu Dwi ) : Saran Pak Andi untuk pembibitan satoimo di Bantaeng?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Pengaturan pola tanam diperlukan untuk produksi bibit satoimo di Bantaeng, mengingat penanaman satoimo di Bantaeng biasanya hanya satu kali? Perlambatan dormansi diperlukan jika produksi bibit sudah berlebih namun saat ini permintaan umbi konsumsi satoimo yang tinggi dari Jepang menyebabkan permintaan bibit satoimo juga tinggi sehingga Pak Andi tidak tidak pernah menyimpan umbi bibit terlalu lama. Pelapisan umbi perlu dipertimbangkan perhitungan ekonominya mengingat permukaan satoimo cukup luas dibandingkan benih yang lain. Yang perlu dipertimbangkan saat melaksanakan penelitian adalah tujuan penelitian apa? Bagaimana pasar bibit satoimo untuk petani di Bantaeng? Bagaimana perilaku pasar? seberapa luas kebun yang akan digunakan sebagai kebun produksi bibit? Bagaimana permintaan pasar terhadap bibit satoimo? 

BANGUN PERBENIHAN DI BANTAENG, TECHNOPARK BPPT TEMPA 60 PRODUSEN BENIH PADI DAN JAGUNG HIBRIDA


Bantaeng, 27/10/2016 - Dalam rangka melaksanakan program Technopark Bantaeng tahun 2016, Pusat Teknologi Produksi Pertanian (PTPP) BPPT bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Bantaeng menyelenggarakan pelatihan bagi 30 orang produsen benih padi dan 30 orang produsen benih jagung hibrida di Gedung PGRI, Kab. Bantaeng.

Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 25-26 Oktober 2016 ini dibuka oleh Wakil Bupati Kab. Bantaeng Drs. HM. Yasin, MT, didampingi oleh Kelapa Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Bantaeng Ir. M. Zainuddin, MSi. Hadir pula Kepala Technopark BPPT untuk Bantaeng Ir. Sutardjo, MSi dan insinyur kepala (Chief Engineer) Ir. Ahmad Suhendra.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Bantaeng menekankan perlunya petani mengadopsi teknologi yang terus berkembang. "Teknologi terus berkembang tanpa dapat dihentikan, sehingga menjadi mutlak untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut, demikian pula pada teknologi pertanian. Penguatan SDM dalam aplikasi teknologi perbenihan padi dan jagung hibrida diperlukan untuk mendukung berjalannya Technopark Bantaeng yang sedang kita bangun bersama" ujarnya dalam sambutan. Pelatihan ini dibuka dengan penyerahan baju dan topi pelatihan kepada peserta secara simbolis oleh Wakil Bupati Bantaeng.

Sementara itu Kepala Program Technopark BPPT untuk Bantaeng, Ir. Sutardjo, MSi menyatakan bahwa BPPT memiliki target terwujudnya pengusaha pemula berbasis teknologi (PPBT) dalam program Technopark Bantaeng. Pelatihan ini merupakan salah satu tahapan yang harus ditempuh untuk dapat membekali produsen benih manjadi calon-calon PPBT yang akan terlibat dalam Technopark Bantaeng nantinya.

"Sekarang janganlah bermental petani, marilah memiliki mental petani yang juga pengusaha. Karena kesejahteraan dapat meningkat jika kita menjadi pengusaha sehingga pembekalan SDM produsen benih ini perlu untuk kita semua. Bahkan untuk mendukung penguatan SDM Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Bantaeng bekerjasama dengan BPPT dan IPB membentuk program studi D1 Teknologi Benih di Bantaeng, yang rencananya perkuliahan perdana akan dilaksanakan pada pertengahan November 2016" ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan -Ir. M. zainuddin, MP- dengan penuh semangat di hadapan semua peserta.

Dalam kesempatan pelatihan ini juga disampaikan peran Technopark Bantaeng oleh Ir. Ahmad Suhendra selaku Chief Engineer. "Technopark Bantaeng berperan untuk menjembatani antara pemerintah/masyarakat, perguruan tinggi/peneliti serta swasta. Pada proses pemasaran benih akan digunakan teknologi e-commerce untuk memudahkan transaksi" imbuhnya

Pelatihan yang digelar selama 2 hari penuh ini menghadirkan 10 pemateri yang berasal dari BPSB, Balitsereal, BPTP, Universitas Hasanuddin serta UPTD BBD Kab. Bantaeng. Kegiatan pelatihan dilakukan secara indoor untuk penyampaian materi serta outdoor untuk praktek lapang meliputi produksi, prosesing, pengelolaan, pengemasan, penyimpanan dan pemasaran benih padi dan jagung hibrida.

Selaku ketua pelaksana, Dwi Pangesti Handayani SP, MSi menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan produsen benih padi dan jagung hibrida merupakan bagian dari program pengembangan Kawasan Technopark Bantaeng bidang perbenihan. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi langkah awal yang tepat untuk memberikan bekal ilmu dan motivasi bagi produsen benih di Bantaeng.

Salah satu pembicara dalam materi pengelolaan benih padi, Ir. Arafah, MS menyatakan "Sulawesi Selatan merupakan lumbung padi terbesar setelah pulau Jawa. Dengan luas lahan sawah sebanyak 587.328 ha, setidaknya dibutuhkan benih padi sebanyak 12 ribu ton untuk Sulawesi Selatan saja. Sehingga menjadi peluang yang sangat baik untuk bagi produsen benih padi di Bantaeng serius mengelola permintaan benih tersebut."

Bergabung pula pada sesi akhir kegiatan ini lima orang penyuluh Badan  Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kab. Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. "Saya sangat puas dengan pelatihan ini meskipun hanya dapat mengikuti praktek prosesing dan materi penyimpanan benih. Dapat mengisi kembali ilmu kami. Motivasi dari para pembicara membangkitkan semangat kami untuk memberikan hal yang serupa bagi daerah kami" ungkap Fransiskus Basim Buhari sebagai ketua rombongan.

Dalam kesempatan ini juga disampaikan inovasi teknologi dari BPPT untuk Technopark Bantaeng oleh Dwi Pangesti Handayani, SP, MSi dan Winda Nawfetrias SP, MSi yaitu jagung hibrida BR-2 dan BR-4, biopestisida Tricho-Best dan BB-Best serta metode penghitungan kebutuhan pupuk Fertilizer Rate Calculator.

Salah satu peserta pelatihan produksi benih jagung hibrida Kadir dari desa Biangloe, menyampaikan ucapan terima kasih pada pihak penyelenggara acara yang sangat baik ini bagi petani. "Sekiranya bisa dilaksanakan selama 5 hari penuh akan lebih baik lagi sehingga bisa lebih mendalam pada setiap materi yang diberikan" pintanya.


Ketua UPTD BBD Kab. Bantaeng -Muhammah Herman Nur- dalam pidato penutupannya menekankan "Kegiatan ini merupakan kerjasama yang baik antara BPPT dengan Pemda Kab. Bantaeng khususnya Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Bantaeng. Para produsen benih diharapkan dapat memanfaatkan ilmu yang telah diberikan dan nantinya dapat bersinergi dengan pihak terkait di Bantaeng untuk mencapai target capaian produksi benih dan berjalan seiring dengan Technopark Bantaeng" pungkasnya.