Jumat, 11 November 2016

DISKUSI DENGAN PAK ANDI KRISTIANTO MENGENAI PEMBIBITAN SATOIMO

Dari kiri kekanan:  Ibu Dwi,Ibu Winda dan Bapak Andi

Serpong 8/11/2016
Dibawah ini adalah diskusi/percakapan antara perekayasa PTPP-BPPT (Ibu Winda) dengan pelaku bisnis satoimo PT.AGROLAWU (Bp.Andi Kristianto). Tujuannya adalah diskusi untuk menjembatani apa yang diperlukan pasar (pelaku bisnis) dan apa yang akan/sedang dilakukan oleh perekayasa/peneliti, agar arah pendampingan teknologi yang diberikan kepada calon technopreneur tepat guna/sasaran dalam memenuhi kebutuhan pasar bibit satoimo.

Tanya (Ibu Winda) : Jenis umbi seperti apa yang dapat digunakan sebagai bibit satoimo yang baik ?

Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Jenis umbi satoimo yang baik untuk digunakan sebagai bibit sebaik nya :
Umbi dipanen saat sudah masak fisiologis sempurna yang ditandai dengan keringnya/matinya tanaman utama, kemudian muncul tunas-tunas baru di umbi
Umbi yang paling baik digunakan sebagai bibit adalah umbi anak
Ukuran umbi tidak mempengaruhi produksi umbi artinya tidak diperlukan grading umbi untuk umbi bibit

Tanya (Ibu Dwi) : Teknik perbanyakan umbi bibit seperti apa yang baik dan menguntungkan?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Beberapa macam perbanyakan umbi bibit satoimo sebagai berikut :
Perbanyakan melalui kultur jaringan
Perbanyakan melalui kultur jaringan telah dilakukan oleh Pak Andi dan BIOTROP dengan teknik somatic embryogenesis dan teknik perbanyakan mata tunas, namun tidak menguntungkan secara bisnis karena membutuhkan waktu lama sekitar 18 – 20 bulan (umbi yang berasal dari planlet kecil-kecil jadi dibutuhkan tahap aklimatisasi untuk memperbesar umbi seperti pada perbanyakan kentang), keragaman produksi umbi tinggi, banyak kegagalan dan harga planlet mahal. Perbanyakan melalui kultur jaringan sesuai diterapkan khusus untuk petani yang berminat menjadi petani penghasil umbi bibit dan bukan petani umbi konsumsi.  
Perbanyakan melalui pembelahan umbi
Perbanyakan melalui pembelahan umbi telah dilakukan pula oleh Pak Andi, namun kurang menguntungkan secara bisnis karena membutuhkan biaya lebih. Pembelahan umbi dapat dilakukan bila umbi sudah tua.
Perbanyakan melalui umbi
Perbanyakan menggunakan umbi merupakan perbanyakan yang paling efektif dan menguntungkan secara bisnis.

Tanya (Ibu Winda ) : Teknik  pembibitan seperti apa yang terbaik untuk satoimo?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Pembibitan satoimo harus dilaksanakan oleh divisi khusus pembibitan dan tidak tercampur dengan bagian yang menangani umbi konsumsi. Apabila kebun bibit berada di dataran rendah maka umbi dipanen pada saat tanaman berumur 6 – 6.5 bulan, sedangkan kebun bibit berada di dataran tinggi maka dipanen pada saat tanaman berumur 7 bulan. Teknik budidaya umbi untuk bibit dan umbi untuk konsumsi tidak berbeda, yang membedakan adalah umur panen, perlakuan panen dan pasca panen.

Tanya (Ibu Winda ) : Bibit yang seperti apa yang diinginkan pasar?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Pengusaha umbi konsumsi satoimo biasanya akan menanyakan asal bibit satoimo, sehingga perlu dijaga kemurnian dan kualitas umbi bibit satoimo. Ketidakmurnian umbi mungkin terjadi karena adanya mutasi gen atau karena pengaruh lokasi penanaman, sebab yang pasti belum diketahui oleh Pak Andi. Ukuran umbi bibit tidak mempengaruhi jumlah umbi yang diproduksi sehingga grading berdasarkan ukuran tidak diperlukan.      

Tanya (Ibu Dwi ) : Saran Pak Andi untuk pembibitan satoimo di Bantaeng?
Jawab (Bp.Andi Kristianto) : Pengaturan pola tanam diperlukan untuk produksi bibit satoimo di Bantaeng, mengingat penanaman satoimo di Bantaeng biasanya hanya satu kali? Perlambatan dormansi diperlukan jika produksi bibit sudah berlebih namun saat ini permintaan umbi konsumsi satoimo yang tinggi dari Jepang menyebabkan permintaan bibit satoimo juga tinggi sehingga Pak Andi tidak tidak pernah menyimpan umbi bibit terlalu lama. Pelapisan umbi perlu dipertimbangkan perhitungan ekonominya mengingat permukaan satoimo cukup luas dibandingkan benih yang lain. Yang perlu dipertimbangkan saat melaksanakan penelitian adalah tujuan penelitian apa? Bagaimana pasar bibit satoimo untuk petani di Bantaeng? Bagaimana perilaku pasar? seberapa luas kebun yang akan digunakan sebagai kebun produksi bibit? Bagaimana permintaan pasar terhadap bibit satoimo? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar dan sarannya

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.